BELANTARA- Ambisi Freemasonry untuk menguasai dunia sebenarnya sudah terbongkar secara kebetulan pada 1784, atau dua tahun setelah Illuminati menyelenggarakan oikumene dengan organisasi itu di Wilhelmsbad.
Awalnya, Adam Weishaupt meminta seorang temannya yang berkebangsaan Jerman, Baron Xavier von Zwack, agar merancang strategi untuk meletuskan Revolusi Perancis. Setelah rancangan selesai, bersama sebuah dokumen berjudul Einige Originalschriften des Illuminaten Ordens yang kemudian kita kenal sebagai Protocol of The Elders of Zion atau Protocol Zions, diberikan kepada seorang kurir agar serahkankan kepada Robespierre, tokoh Illuminati Perancis,
Ketika sedang melintasi wilayah Bavaria, Jerman, kurir yang pergi dengan menunggang kuda itu disambar petir dan tewas seketika. Kepolisian Bavaria yang menangani kasusnya, melakukan identifikasi untuk mengetahui jati diri kurir tersebut, dan menemukan dokumen Einige Originalschriften des Illuminaten Ordens dalam jahitan bajunya.
Semula kepolisian Bavaria tak tahu dokumen apa yang dibawa si kurir karena sarat berisi kata-kata aneh dan sulit dimengerti, sehingga karena curiga kalau kata-kata aneh itu jangan-jangan merupakan bahasa sandi, dokumen diserahkan kepada seorang pemecah sandi untuk dipelajari. Alangkah kagetnya Kepolisian Bavaria setelah sang pemecah sandi selesai bekerja, karena dokumen itu ternyata berisi sesuatu yang sangat jahat dan gila.
![]() |
Adam Weishaupt. |
Raja Bavaria marah sekali mengetahui isi dokumen itu, dan memerintahkan untuk menangkap Weishaupt dengan tuduhan akan melakukan kudeta dan melakukan praktek homoseksual. Namun sebelum ditangkap, Weishaupt kabur ke Regensburg. Ketika dikejar ke sana, dia lari lagi ke Gotha, serta meminta perlindungan kepada Duke Ernst II.
Gagal menangkap Weishaupt, pada Agustus 1785 Raja Bavaria mengeluarkan perintah untuk menangkap pengikut mantan anggota ordo Jesuit yang beralih menjadi penganut Kabbalah itu. Weishaupt meninggal pada 18 November 1830 dalam usia 82 tahun.
Meski niat jahatnya terbongkar, Freemasonry tak mundur setapak pun. Cetak biru Revolusi Perancis tetap dijalankan, dan pada Juli 1789 revolusi itu benar-benar terjadi, membuat Raja Perancis King Louis XVI dan istrinya, Marie Antoinette, ditangkap, dipenjara, dan dihukum pancung dengan pisau guilotin.
Kehebatan para Mason dalam menjalankan agendanya bukan hanya karena memiliki jaringan yang luas, namun juga karena memiliki orang-orang yang secara finansial dapat diandalkan. Salah satu nama yang paling popular yang tak dapat dilepaskan dari gerakan kaum Yahudi ini adalah Dinasti Rothschild (Dinasti Tameng Merah), sebuah dinasti asal Jerman sekaligus merupakan keluarga Yahudi terkaya di dunia. Dinasti ini merupakan salah satu motor penggerak Freemasonry dan antek-anteknya, seperti Illuminati, para bankir dan kapitalis Yahudi, yang secara global disebut sebagai Konspirasi Yahudi Internasional.
Fakta bahwa para Mason berada di balik Revolusi Perancis, diungkap De Rosanbe, wakil anggota Majelis Nasional Perancis dalam sebuah diskusi di gedung majelis. Rosanbe mengatakan ; “Kita telah meyakini dengan sungguh-sungguh tentang masalah ini, yaitu bahwa Freemansonry adalah satu-satunya pihak yang merancang timbulnya Revolusi Perancis. Dari sambutan serta tanggapan yang kita peroleh dalam majelis ini menunjukkan, bahwa sebagian dari kita sudah mengetahui apa yang saya ketahui”.
Anggota majelis yang lain, Gommel, yang diketahui merupakan anggota The Grand Eastern Lodge Perancis atau bluemasonry, menjawab; “Kita bukan hanya mengetahui hal tersebut, akan tetapi kita juga akan mengumumkannya kepada dunia”.
Bahkan dalam acara yang juga dihadiri para politisi dan perwakilan Liga Bangsa-bangsa (sekarang bernama PBB) itu, seorang anggota The Grand Eastern Lodge dengan lantang menimpali; “Perancang pemerintahan Perancis adalah putera Freemasonry Nasional Perancis. Dan perancang Republik Dunia besok adalah puteri Freemasonry Internasional!” (bersambung)
0 komentar:
Posting Komentar