BELANTARA- Strategi keempat, kelima, dan keenam yang disusun Adam Weishaupt adalah penghapusan dan penguasaan terhadap jiwa pejuang, ikatan keluarga, dan agama-agama dunia. Sementara Protocol of Zion yang ke-13 berbunyi ; “Dengan emas, Konspirasi akan menguasai opini dunia. Satu orang Yahudi yang menjadi korban sama dengan 1.000 orang ghoyim/gentiles (non Yahudi) sebagai gantinya”.
Selain itu, butir ke-8 Protocol of Zion berbunyi ; “Beberapa sarana untuk mencapai tujuan adalah : Minuman keras, narkotika, perusakan moral, seks, suap, dan sebagainya. Hal ini sangat penting untuk menghancurkan norma-norma kesusilaan masyarakat. Untuk itu, Konspirasi harus merekrut dan mendidik tenaga-tenaga muda untuk dijadikan sarana pencapaian tujuan tersebut”.
Bahkan butir ke-24 Protocol of Zion dengan tegas menyatakan ; “Pemuda harus dikuasai dan menjadikan mereka sebagai budak-budak Konspirasi dengan jalan penyebarluasan dekadensi moral dan paham yang menyesatkan”.
Media memang salah satu bidang yang paling ampuh untuk mencapai tujuan, karena melalui media, sebuah program dapat dengan cepat disebarluaskan, dan bahkan melalui media, opini publik dapat dipengaruhi. Tujuan Konspirasi Yahudi Internasional dengan ketiga butir itu jelas sejalan dengan butir keempat, kelima dan keenam dari strategi yang dirancang Adam Weishaupt. Karena itu jangan heran jika budaya dan tradisi lokal di banyak negara saat ini telah tersingkir oleh budaya yang datang dari Barat, khususnya Amerika Serikat (AS), karena dari sana lah para Yahudi mengontrol gerakan mereka untuk menguasai dunia.
Anda yang belum tahu, mungkin akan terkejut jika membaca data-data yang saya cuplik dari buku “Zionisme : Gerakan Menaklukkan Dunia” yang ditulis ZA Maulani dan dipublikasikan Pustaka Amanah, Jakarta, pada 2002, karena pada saat itu saja, penguasaan Yahudi terhadap media sudah sangat luar biasa. Inilah data-data tersebut :
Media-media kelas dunia seperti harian The New York Times, The Wall Street Journal, dan The Washington Post adalah media-media milik pengusaha Yahudi. The New York Times milik keluarga Suzberger yang juga memiliki 36 surat kabar harian lain, plus 12 majalah, di antaranya Mc Call’s dan Family Circle. Sementara surat kabar kuning terkenal di Amerika, seperti Daily News dan The New York Post dimiliki seorang miliarder Yahudi bernama Peter Kalikow, dan harian The Village Voice milik pengusaha Yahudi bernama Leonard Stern.
Tiga majalah beken di Amerika dan di seantero dunia, yakni Time, Newsweek, dan US News and World Report, juga milik pengusaha Yahudi. Times diterbitkan oleh Warner Corporation yang pemimpin eksekutifnya seorang Yahudi bernama Steven J. Ross. Sementara penerbit buku berkelas dunia seperti Random House, Simon & Schuster, dan Time Inc. Book Co. begitu pula. Pimpinan eksekutif Simon & Schuster adalah Richard Snyder dan ketuanya Jeremy Kaplan. Keduanya Yahudi.
Western Publishing, penerbit papan atas dalam jajaran penerbit buku untuk anak-anak dan menguasai 50 persen pangsa pasar buku anak-anak di Amerika dan dunia, juga memiliki ketua dan pimpinan eksekutif seorang Yahudi, yakni Richard Bernstein.
Di bidang televisi, Walt Disney Company yang mempopulerkan kartun Micky Mouse dan Donald Duck, juga memiliki pemimpin eksekutif seorang Yahudi, yakni Michael Eisner. Sementara di bidang perfilman, The Walt Disney Pictures Group yang masih satu perusahaan dengan Walt Disney Company, juga dipimpin seorang Yahudi, yakni Joe Roth. Perusahaan ini juga merupakan pemilik Touchstone Pictures, Hollywood Pictures, dan Caravan Pictures.
Ketika Disney Company masih dikuasai orang-orang non Yahudi, film-film yang diproduksi lebih mengedepankan hiburan yang sehat bagi keluarga, namun setelah diambilalih Eisner pada 1948, film-film buatan Disney diwarnai dengan kekerasan dan seks yang tak sehat untuk keluarga dan anak-anak. Disney juga merupakan pemilik taman-taman hiburan terkenal di dunia, seperti Disneyland, Disney World, Tokyo Disneyland, dan Euro Disney.
Setiap tahun Disney menjual produk bernilai miliaran dolar dalam bentuk buku, mainan anak-anak, pakaian dan film.
Pada Agustus 1995, Eisner mengakuisisi perusahaan Capital/ABC, Inc. selaku pemilik ABC Television Network. Dari akuisisi ini, Einser kemudian membangun kerajaan media televisinya dengan menguasai 10 stasiun televisi di New York, Chicago, Philadelphia, Los Angeles, dan Houston. ESPN, anak perusahaan ABC Television, dikepalai Steven Bernstein yang berdarah Yahudi. Perusahaan ini pemilik saham mayoritas di Lifetime Television and Arts & Entertainment Network Cable yang memiliki sekitar 3.400 jaringan di seluruh dunia.
Warner Music, salah satu perusahaan rekaman terbesar di dunia, presiden komisarisnya bernama Danny Goldberg, juga seorang Yahudi. CNN, salah satu televisi berita paling terkemuka di dunia, dimiliki Ted Turner yang berdarah Yahudi. Karenanya jangan heran jika siaran CNN mengenai negara-negara yang tidak sehaluan dengan Israel, terutama negara-negara Islam atau negara dengan mayoritas rakyatnya beragama Islam, akan selalu dipelintir sehingga cenderung subjektif dan tidak berimbang. Orang-orang dengan wajah dan latar belakang Timur Tengah atau muslim, senantiasa digambarkan sebagai bandit, bengis, culas, tak dapat dipercaya, dan bahkan teroris.
Televisi terkemuka lainnya, ABC, CBS, dan NBC, juga dimiliki Yahudi, karena ABC dipimpin Leonard Goldenson yang berdarah Yahudi, CBS dipimpin Laurence Tisch yang juga Yahudi, dan NBC dipimpin Robert Sarnoff yang juga Yahudi.
Perusahaan film seperti MCA dan Universal Pictures dimiliki satu perusahaan, yakni Seagram Co.Ltd, dan bosnya seorang Yahudi bernama Edgar Bronman. Bahkan Yahudi yang satu ini tercatat sebagai ketua World Jewish Congress (Kongres Yahudi Sedunia).
Melvyn Golden Meyer (MGM) yang memproduksi serial James Bond, juga milik Yahudi. Begitu pula dengan Dreamwork yang sukses dengan film-film animasi dan film berefek tinggi seperti How Train The Dragon dan The Transformer, karena perusahaan ini dibidani oleh Stephen Spielberg, David Geffen, dan Jeffry Katzenberg yang ketiganya Yahudi.
Dengan penguasaan yang begitu luar biasa, maka tak heran jka AS tumbuh menjadi negara yang paling maju di bidang perfilman, musik, dan pers, dan menjadi kiblat banyak negara, termasuk Indonesia. Dari sana pulalah lahir industri pornografi yang ditandai dengan terbitnya majalah pria dewasa Playboy, Penthouse, Hustler, dan lain-lain, dan perusahaan film yang khusus memproduksi film-film porno seperti Vivid dan Belami.
Menurut majalah Saksi edisi Februari 2006, pendiri Playboy, Hugh Hefner, merupakan anggota The Anti-Defamation League (ADL) atau Liga Anti Fitnah, sebuah organisiasi pro-Zionis yang ikut mendanai organisasi-organisasi Zionis di AS dan di seluruh dunia. Organisasi ini merupakan gerakan bawah tanah di AS yang memusatkan kegiatannya untuk melakukan propaganda demi menangkis semua pernyataan maupun isu-isu yang merugikan Israel dan Zionis. Direktur Nasional ADL, Abraham F. Foxman, mengatakan ; “Penguasaan industri pornografi oleh kekuatan Yahudi adalah suatu karya gemilang orang Yahudi yang mengawali berdirinya industri pornografi di dunia, dan menjadikannya sebagai bagian dari apa yang disebut sebagai The American Dream”.
Propaganda Yahudi untuk melaksanakan butir ke-8 dan 24 Protocol of Zion kian massif ketika industri internet berkembang begitu cepat, karena melalui industri ini, apa yang mereka produksi dapat lebih mudah disebarluaskan dan tak dapat dibendung karena dapat diakses darimana saja, seperti dari rumah, kantor, café, bahkan jalanan melalui komputer, laptop, dan handphone. Maka jangan heran jika dari waktu ke waktu orang makin terbiasa dengan seks dan kekerasan yang dipertontonkan Zionis melalui film, VCD dan DVD, sehingga apa yang dahulu tabu di negara-negara timur seperti Indonesia, kini bukan lagi hal yang tabu, seperti misalnya saja berciuman di depan umum, dan mengumbar kata-kata vulgar.
Upaya Zionis untuk mendegradasi moral anak bangsa di seluruh dunia kian ampuh dengan eksisnya Mafia di seluruh dunia. Organisasi ini, menurut buku ‘Knight Templar, Knight of Christ’, didirikan oleh Guiseppe Mazzini, Grand Master Freemasonry Italia derajat ke-33 yang juga pimpinan tertinggi Illuminati pasca meninggalnya Adam Weishaupt pada 1830. Masonik yang hidup pada 1805-1872 ini juga merupakan tokoh di balik revolusi Italia dalam melawan Austria pada 1848 sehingga dijuluki sebagai pemimpin revolusioner negara itu, namun juga merupakan pendiri Gangster Sicilia.
Menurut Rizki Ridyasmara, penulis ‘Knight Templar, Knight of Christ’, dalam buku 'World Underworld' karya Andrew Varna yang diterbitkan Museum Press, London, pada 1957, kata Mafia merupakan gabungan kata Mazzini, Autorizza, Furti, Incendi, dan Avvelenamenti yang berarti “Mazzini memberikan hak untuk mencuri, membakar, dan meracuni”. Kata Mafia berasal dari kumpulan huruf depan kelima kata itu.
Tak jelas kapan organisasi ini berdiri, namun sejarahnya dapat dilacak dari ketika Mazzini mendirikan sebuah organisasi bernama Oblonica yang dalam bahasa latin disebut Obelus pada 1860, karena dalam organisasi ini Mazzini membentuk hirarki yang penuh kerahasiaan dan aturan yang ketat, yang kini kita kenal sebagai Mafia.
Organisasi kejahatan ini menyeberang ke Amerika sekitar 1890-an bersamaan dengan terjadinya gelombang imigrasi masyarakat Italia ke benua itu, dan merajalela di sana, serta kemudian menyebar lagi ke seluruh dunia, termasuk Indonesia, sehingga jangan heran jika Indonesia pernah dijadikan pangsa pasar penjualan narkotika, dan kini bahkan menjadi negara produsen yang memasarkan hasil produknya ke negara lain.
Tak sulit untuk menghubungkan organisasi ini dengan Freemasonry, karena janji antara anggota Mafia, tak berbeda dengan janji seorang Mason. Dalam buku 'Handbook of Masonry', Ronayne menuliskan begini tentang janji seorang Mason ; “Kami melindungi dan menutup rapat-rapat segala bentuk kejahatan yang dilakukan Saudara kami sesama Mason … dan jika diperintahkan untuk bersaksi atas kejahatan yang dilakukan Saudara kami sesama Mason, lindungilah. Bahkan jika perlu, untuk membebaskannya, berilah jaminan bagi saudaramu itu”.
Selain itu, dalam laporan Commissione Parlamentare Antimafia (CPA) Italia yang mengkaji hubungan antara Mafia dengan politik pada 1993 menyatakan ; “Komite menemukan satu kenyataan bahwa antara Cosa Nostra (Mafia) dan institusinya memiliki keterkaitan yang sangat besar dengan Massoneria (Freemasonry)”.
Melalui Mafia, Konspirasi Yahudi Internasional yang terdiri dari para Mason, Illuminati, dan pengusaha serta kapitalis Yahudi, merekrut begitu banyak orang dari kalangan mudah di negara dimana mereka bergerak, dan kemudian menyebarkan racun berupa minuman keras dan Narkotika, prostitusi, dan berbagai bentuk kejahatan yang lain. Efeknya sudah terlihat sejak beberapa dekade lalu, dimana para pemuda yang terjerumus pada minuman keras, narkotika dan prostitusi, tumbuh menjadi orang-orang yang cenderung tak bermoral, egois, tak dapat diandalkan. Bahkan menjadi pelaku kejahatan. Yahudi berhasil melaksanakan butir ke-8 dan 23 Protocol of Zion dengan sangat baik.
Saat ini, tengoklah, berapa banyak pemuda Indonesia yang menganut faham seks bebas, yang bahkan tak malu-malu lagi mengandung dan melahirkan tanpa didahului prosesi pernikahan? Seberapa banyakkah pemuda Indonesia yang menjadi pecandu narkoba dan minuman keras, bahkan menjadi pelanggan PSK? Jangan heran jika Indonesia sulit menjadi negara besar seperti yang dicita-citakan para The Founding Father, karena gerakan yang tak kasat mata telah membentuk masyarakat Indonesia menjadi masyarakat yang hedonis, individualis, dan tidak memiliki semangat juang tinggi, malas, tidak bertanggung jawab, karena telah tercekoki dengan kenikmatan dunia yang semu. Bahkan agar terus dapat mereguk kenikmatan itu, tak segan-segan korupsi jika ada kesempatan, sehingga negara ini terjerumus menjadi salah satu negara terkorup di dunia.
Jangan salah, tempat-tempat hiburan yang banyak dibangun saat ini, termasuk Disneyland, adalah salah satu cara Yahudi untuk membuat para ghoyim asyik dengan kehidupan duniawai, dan mengabaikan, bahkan melupakan kehidupan akhirat, sehingga kelak, di hari kiamat, akan menjadi teman mereka di neraka Jahannam. (bersambung)
0 komentar:
Posting Komentar