Menyajikan Informasi Istimewa dan Penting

Memuat...

Jumat, 10 Maret 2017

Pasukan Malaikat Ditengarai Bantu Rakyat Palestina


BELANTARA
- Konflik antara warga Palestina di Jalur Gaza dengan Israel yang telah berlangsung sejak 2006, hingga kini masih menjadi perhatian umat Islam di seluruh dunia, karena konflik ini tak jarang memicu perang yang menelan banyak korban jiwa seperti yang terjadi pada 2014 silam.

Gaza yang “terjepit” di antara wilayah yang dikuasai Israel dan Mesir, serta dibatasi Laut Mediterania, berada di bawah wilayah yang dikuasai Hamas, dan terkungkung oleh tembok tinggi yang dibangun Israel dan Mesir pada 1998 sebagai batas pemisah antara ketiga negara.

Kehidupan masyarakat di sana sangat menyedihkan, karena selain diblokade seperti itu, Israel juga membatasi akses warga Gaza dalam menjalani aktivitas kesehariannya, termasuk membatasi pengelolaan sektor pertanian dan perikanan.

Untuk memastikan bahwa pembatasan akses itu tidak dilanggar, Israel sering menggunakan kekuatan militer secara berlebihan.

Tak pelak, selama hampir sembilan tahun blokade diberlakukan, Israel memaksa rakyat Gaza hidup dalam krisis kemanusiaan yang terus menerus, sehingga menurut Makarim Wibisono, pelapor khusus PBB soal situasi di Palestina, pada 2015 saja 80% warga Gaza terpaksa harus bergantung pada bantuan agar tetap dapat hidup. 

Kondisi ini diperburuk oleh seringnya terjadi pemadaman listrik, serta banjir di kala musim dingin.

Israel memang bernafsu untuk menguasai wilayah seluas 365 km2 ini untuk memperluas wilayah negaranya, namun mendapatkan perlawanan keras dari Hamas dan warga Palestina, khususnya warga Gaza, sehingga peristiwa sekecil apa pun dapat memicu konflik yang berujung pada perang besar. 

Perang pada 2014 dipicu oleh kasus pembunuhan empat pemuda Israel yang dibalas tentara Israel dengan membunuh seorang pemuda Palestina, serta menangkapi hampir seluruh pemimpin Hamas di Tepi Barat.

Di luar kasus itu, banyak insiden yang dilakukan tentara Israel untuk dapat menundukkan penduduk Jalur Gaza, namun tak kunjung berhasil. Meski Israel mengerahkan berbagai senjata canggih dan semua kekuatan hingga pasukan cadangannya.

Di atas kertas, kemampuan senjata AK 47, roket anti tank RPG, ranjau, serta beberapa jenis roket buatan lokal yang biasa dipakai Hamas dan para mujahidin Palestina, tidak akan mampu menghadapi pasukan Israel yang didukung tank Merkava yang dikenal terhebat di dunia. Apalagi menghadapi pesawat tempur canggih F-16, heli tempur Apache, serta ribuan ton “bom canggih” buatan Amerika Serikat.

Konon, bukan hanya semangat juang penduduk Palestina saja yang membuat semua upaya Israel seperti membentur tembok yang teramat keras, namun ada "sesuatu yang lain" di sana, sesuatu yang melindungi Gaza dari kemungkinan jatuh ke tangan Israel.

Apakah itu?

Perjuangan intifada seorang bocah Palestuna.
Data dari berbagai sumber menyebutkan, "sesuatu" itu merupakan pasukan tak dikenal yang dikirimkan Allah SWT untuk membantu perjuangan rakyat Palestina, dan banyak kalangan meyakini kalau pasukan ini terdiri dari para malaikat.

Keberadaan pasukan berkostum putih-putih ini juga diyakini oleh tentara Israel, sehingga tentara negara Zionis ini yang merasa asing dan aneh atas keberadaan pasukan itu, sempat mencari tahu melalui penduduk Gaza.

Sebuah situs melaporkan, suatu hari di penghujung Januari 2009, rumah milik keluarga Dardunah yang berada di jalan Al Qaram, didatangi sekelompok pasukan Israel. Seluruh anggota keluarga diperintahkan duduk di sebuah ruangan, dan seorang di antaranya, seorang laki-laki, ditanyai soal pasukan yang dilihat tentara Israel di al-Qassam.

Seperti dilansir situs Filisthin Al Aan, kepada tentara Israel, laki-laki itu menjelaskan kalau pejuang al-Qassam mengenakan baju hitam-hitam, dan jawaban itu membuat tentara Israel marah. Dia dipukuli hingga pingsan.

Selama tiga hari laki-laki itu diinterogasi, namun jawabannya sama; para pejuang al-Qassam memakai seragam hitam. 

Akhirnya, karena tak sabar, tentara Israel naik pitam dan membentaknya; “Wahai pembohong! Mereka itu berseragam putih!”

Soal pasukan berseragam putih-putih ini juga dilansir oleh situs milik Brigade Izzuddin al-Qassam, Multaqa al-Qasami. Situs ini juga menyebutkan adanya “pasukan lain” yang tidak dikenal si wilayahnya. 

Hal ini terungkap setelah pasukan Israel menghentikan sebuah ambulan dan sopir itu ditanyai apakah dia berasal dari kelompok Hamas atau Fatah yang menguasai bagian barat Palestina? Sopir itu menjawab bahwa ia bukan anggota kedua kelompok itu.

“Saya cuma sopir ambulan,” katanya.

Tentara Israel tak percaya begitu saja, lalu bertanya; “Pasukan yang berpakaian putih-putih di belakangmu tadi, masuk kelompok mana?” 

Si sopir pun kebingungan karena ia tidak melihat pasukan yang dimaksud tentara Israel itu, dan mengatakan bahwa ia tidak tahu soal pasukan itu. 

Cerita mengenai “pasukan tidak dikenal” itu juga datang dari seorang penduduk rumah susun di wilayah Tal Islam yang hendak mengungsi bersama keluarganya untuk menyelamatkan diri dari serangan Israel.

Di tangga rumah, ia melihat beberapa pejuang menangis. 

“Kenapa kalian menangis?” tanyanya. 

Para pejuang itu menjawab; “Kami menangis bukan karena khawatir keadaan diri kami atau takut dari musuh, kami menangis karena bukan kami yang bertempur. Di sana ada kelompok lain yang bertempur memporak-porandakan musuh, dan kami tidak tahu dari mana mereka datang.”


Suara-suara tanpa wujud

Pasukan AlQassam.
Selain pasukan berkostum serba putih, warga Palestina juga meyakini kalau ada pasukan lain di negaranya yang membantu perjuangan mereka dari Israel. Pasukan ini bahkan lebih unik karena tak terlihat wujudnya, namun suaranya dapat didengar dengan sangat jelas.

Soal keberadaan pasukan tanpa wujud ini antara lain disampaikan khatib masjid Izzuddin Al Qassam di wilayah Nashirat Gaza yang khutbahnya ditayangkan TV channel Al Quds, dan dikutip Dr Aburrahman Al Jamal di situs Al Qassam dengan judul "Ayaat Ar Rahman fi Jihad Al Furqan (Ayat-ayat Allah dalam Jihad Al Furqan)".

Imam itu bercerita, seorang pejuang menanam sebuah ranjau untuk melumpuhkan pasukan Israel yang akan melintas.

“Saya telah menanam sebuah ranjau. Saya kemudian melihat sebuah helikopter menurunkan sejumlah besar pasukan disertai tank-tank yang beriringan menuju jalan tempat saya menanam ranjau,” kata pejuang itu seperti dikutip sang Imam.

Melihat hal itu, sang pejuang memutuskan untuk kembali ke markas karena mengira ranjau yang ia tanam takkan bekerja optimal, namun mendadak saja ia mendengar sebuah suara yang mengatakan “Utsbut, tsabatkallah” yang maknanya kurang lebih, “tetaplah di tempat, maka Allah menguatkanmu.” 

Ucapan itu ia dengar hingga tiga kali.

Pejuang itu mencari-cari ke sekelilingnya untuk mengetahui siapakah yang bicara itu, namun tak ada siapa pun di sekitarnya.

Dalam kedaaan bingung dan cemas, akhirnya si pejuang memutuskan untuk tetap berada di tempatnya, dan ketika ia melihat sebuah tank Israel melindas ranjau yang ia taman, ranjau itu meledak dengan sangat dahsyat dan dapat menghancurkan tank-tank yang berada di dekatnya.

Banyak serdadu Israel yang tewas. Sebagian dari mereka kemudian  diangkut dengan helikopter ke pangkalan militer Israel, sedang si pejuang tidak terluka sama sekali meski ia berada cukup dekat dengan titik ledakan.

Soal bantuan tanpa wujud ini juga diungkap seorang penulis Mesir, Hisyam Hilali, dalam situs alraesryoon.com berdasarkan penuturan Abu Mujahid, seorang pejuang yang mendapat tugas melakukan ribath (penjagaan).

Mujahid mengatakan, ketika ia sedang mengamati gerakan tank-tank Israel di perbatasan kota, ia mendengar ada suara orang yang sedang bertasbih dan beritighfar, padahal saat itu tak ada siapa pun di sekitarnya. 

"Saya berkali-kali mencoba untuk memastikan asal suara itu, tapi tetap tak melihat siapa pun, sehingga saya menduga barangkali suara itu berasal dari bebatuan dan pasir,” katanya. (man)
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

KALENDER

Calendar Widget by CalendarLabs

PENGINGAT WAKTU

Arsip

Flag Counter

Total Pageviews