BELANTARA- Freemasonry berasal dari dua kata, yakni "free" yang berarti bebas, dan "mason" yang berarti tukang batu atau tukang bangunan.
Namun demikian, freemasonry diartikan sebagai ‘pembangun kebebasan’, dan organisasi ini menamakan gedung tempat organisasi dikelola dengan lodge, sama dengan nama pemondokan para tukang batu di Skotlandia tempat dimana organisasi terbentuk.
Bentuk lodge itu pun sama persis dengan lodge-lodge para tukang batu itu. Karenanya, dimanapun organisasi ini berkiprah, jejaknya dapat dilacak melalui keberadaan lodge.
Di Indonesia, lodge antara lain dapat ditemukan di kawasan Jakarta, Surabaya, Medan, Banda Aceh, Padang, Palembang, dan Pekalongan. Dalam bukunya yang berjudul Jejak Freemason dan Zionis di Indonesia, Herry Nurdi menyebut kalau gedung Bappenas yang berdiri megah di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, adalah lodge kaum Mason. Dulunya gedung ini bernama Adhuc Stat. Ini membuktikan bahwa Freemason pun telah menjadikan negara ini sebagai salah satu wilayah pergerakannya.
Lodge pertama yang dibuat Freemasonry adalah Grand Lodge of England yang diresmikan bersamaan dengan diproklamirkannya keberadaan organisasi ini di Inggris pada 24 Juni 1717. Lodge inilah yang dijadikan basis utama kegiatan para masonik (anggota Freemasonry).
Seperti umumnya sebuah organisasi, Freemansonry juga memiliki hirarki berupa tingkatan-tingkatan atau diistilahkan dengan derajat keanggotaan. Berdasarkan kongres di London pada 1717, hirarki organisasi ini diputuskan menyerupai piramida yang tersusun dari 33 lapisan yang disebut Scottish Rite atau Sekte Skotlandia, dan 13 tingkatan yang disebut York Rite atau Sekte York. Lihat gambar di bawah ini.
Status keanggotaan yang paling rendah pada Scottish Rite disebut entered apprentice yang posisinya berada di dasar piramida. Status ini diberikan bagi para anggota baru. Sedang status tertinggi pada Scottish Rite atau status pada urutan 33 yang berada di puncak piramida disebut Sovereign Grand Inspector General. Pada status inilah pentolan-pentolan yang berwenang membuat kebijakan, berada.
Pada York Rite, status terendah yang berada di dasar piramida juga disebut entered apprentice, dan diperuntukkan bagi para anggota baru. Sedang status tertinggi berada pada tingkatan ke-13 yang disebut Order of Knight Templar.
Selain penetapan status, dalam struktur resmi Freemansonry juga mencantumkan delapan organisasi sekutu mereka (allied organization of Freemansonry), yakni Tall Cedars of Lebanon, Orders of Eastern Star, Grotto, Job’s Daughter, Rainbow Girls, Orders of De Molay, Shrine, dan Daughter of The Nile.
Setiap orang yang menyatakan bersedia menjadi anggota organisasi ini harus mau diindoktrinasi sesuai tujuan utama pergerakan, bersedia disumpah, dan bersedia mengikuti ritual-ritual yang mereka lakukan yang tak jauh berbeda dengan apa yang dilakukan oleh Knights Templar sebelum diberangus Raja Perancis Philipe le Bel dan Paus Clement V pada 1307.
Karena merupakan transformasi dari Knights Templar, tujuan utama pergerakan Freemansory tak jauh berbeda dengan Templar, yakni merealisasikan konsep The Promise Land atau Tanah Yang Dijanjikan yang dibuat para pemuka Yahudi ketika hidup dalam pengasingan di Babylonia ketika Yerusalem dikuasai Raja Nebukadnezar II. Itu sebabnya Knights Templar pada 1118 berpura-pura menjadi petugas keamanan bagi orang Eropa yang ingin berziarah ke Yerusalem setelah kota suci itu dapat direbut kembali oleh para Pejuang Salib pada 1099, namun sebenarnya, seperti dikatakan sejarawan Perancis Ghaetan de Laforge, mengemban misi untuk mendapatkan berbagai barang peninggalan dan naskah yang berisi intisari dari tradisi-tradisi rahasia Yahudi dan Mesir kuno.
Siapakah yang memberi misi kepada Knights Templar, dan mengapa para pemuka yahudi membuat konsep The Promise Land? Mari kita mundur jauh ke belakang, ke zaman sebelum Babylonia dikuasai Raja Nebukadnezar II pada 587 SM.
Bangsa Pembangkang
Bani Israil alias bangsa Yahudi merupakan saudara bangsa Arab, karena kedua bangsa ini berasal dari satu ‘bapak’, yakni Nabi Ibrahim as. Hanya saja, jika bani Israil berasal dari anak Nabi Ibrahim as yang bernama Ishaq dari istri bernama Siti Sarah, sedang Bani Hasyim atau bangsa Arab yang juga disebut suku Quraisy, berasal dari anak Nabi Ibrahim yang bernama Ismail dari istri bernama Siti Hajar.
Sejarah mencatat, meski bersaudara, kedua bangsa ini bermusuhan dan selalu berperang. Pemicunya adalah watak Bani Israil yang licik, keras kepala, dan egois. Bangsa Israil bahkan kian lama kian sesat karena gemar mendalami ilmu sihir yang dipraktekkan para pendeta tinggi Fir’aun, dan menyembah berhala (paganisme).
Kisah Samiri yang dimuat dalam Al Qur’an memperjelas hal ini. Patung sapi betina yang dibuat Samiri merupakan adopsi dari bentuk Hathor dan Aphis, patung dewa Mesir kuno yang juga berbentuk sapi betina, dan terkait dengan penyembahan terhadap Dewa Matahari (The Sun God). Namun demikian, Allah tetap berusaha menyelamatkan mereka dari kejaran Fir’aun dan balatentaranya dengan memerintahkan kepada Nabi Musa as agar memukul lautan dengan tongkatnya, dan laut pun terbelah sehingga Bani Israil dapat menyeberang, sementara Fir’aun dan balatentaranya terbenam, lalu tewas.
Namun meski telah ditolong, Bani Israil tetap pada kesesatannya, sehingga Allah mengutuk mereka, dan mengharamkannya memasuki Tanah Suci Palestina hingga beberapa tahun. Bani Israil baru dapat memasuki tanah suci itu kembali pada zaman Nabi Daud as yang merupakan ayah Nabi Sulaiman as. Mereka memasuki Palestina dari Sinai, dan kemudian menguasai Yerusalem. Ini terjadi sekitar tahun 2000 SM.
Para Knight Templars |
Pada 960 SM, Nabi Sulaiman mendirikan istana di Yerusalem yang kemudian dikenal sebagai Haikal Sulaiman. Setelah mengalami pasang surut kejayaan dan kemunduran, 370 tahun kemudian bangsa Babylonia yang dipimpin Raja Nebukadnezar II menduduki Yerusalem dan menghancurkan Haikal Sulaiman. Bangsa Yahudi ditangkap dan ditawan, dan kemudian diasingkan ke Babylonia. Kejadian ini membuat para pemuka Yahudi bertekad untuk dapat kembali ke Palestina meski bagaimanapun caranya. Untuk itu mereka membuat konsep The Promise Land, dan meyakini bahwa Bani Israil merupakan bangsa pilihan Tuhan. Mereka bahkan menganggap bahwa bangsa di luar Yahudi adalah bangsa kelas dua yang mereka sebut sebagai ghoyim atau gentiles, dan yang diciptakan Tuhan untuk melayani seluruh kepentingan mereka.
Berbekal konsep tersebut, bangsa Yahudi selalu berusaha agar dapat kembali ke Palestina dan menguasai Yerusalem. Mereka sempat berhasil ketika pada 70 M Romawi yang dipimpin panglimanya, Titus, menguasai kota suci itu. Namun pemberontakan yang dilakukan Yahudi pada 132-135 M, membuat bangsa Bani Israil ini harus lari tunggang langgang meninggalkan Yerusalem karena dibantai. Mereka menyebar ke seluruh penjuru Bumi, namun tetap bertekad akan kembali menguasai Yerusalem pada suatu saat kelak. Tak heran jika akhirnya bangsa Yahudi menjadi begitu suka, dan bahkan sengat terbiasa, untuk bergerak dalam organisasi-organisasi rahasia dan penuh konspirasi.
Bahkan sebelum Knights Templar muncul, sejarah mencatat adanya sebuah organisasi rahasia bangsa Yahudi yang bernama Priory of Sion atau Biarawan Sion. Organisasi inilah yang diduga memberi misi kepada Templar untuk menggali di haikal Sulaiman dengan berpura-pura bekerja kepada King Baldwin I sebagai penjaga keamanan bagi masyarakat Eropa yang berziarah ke Yerusalem. dalam buku 'Knights Templa, Knights of Christ' yang ditulisnya, Rizki Ridyasmara menyebut kalau Templar adalah ordo militer yang dibentuk Biarawan Sion.
(Bersambung …)
0 komentar:
Posting Komentar