BELANTARA- Freemasonry punya segudang cara untuk merealisasikan konsep The Promise Land. Organisasi ini bahkan menjadi sangat berbahaya karena masa lalunya yang buruk dengan Islam maupun Kristen, membuatnya tak segan melakukan apapun. Termasuk membuat suatu konspirasi untuk menghancurkan atau membunuh seseorang, menghancurkan sebuah institusi, bahkan negara, untuk kemudian menguasai dan menjadikannya sebagai bonekanya.
Selain itu, mereka juga menggunakan politik adu domba demi mendapatkan keuntungan dari konflik yang terjadi.
Pada 1381 atau sekitar 74 tahun setelah Knights Templar dibasmi Raja Perancis Phillipe le Bel dan Paus Clement V, meletus pemberontakan petani di Inggris yang diyakini John J. Robinson, penulis buku Born in Blood, didalangi oleh para Templar untuk membalas dendam terhadap gereja Katolik. Sejarah bahkan mencatat, pada 1640 hingga 1660 terjadi pergolakan di Inggris yang kemudian dikenal sebagai Revolusi Inggris. Para ahli sejarah percaya, Freemasonry berada di balik gejolak ini dengan tujuan untuk melemahkan negara itu dan menguasainya secara politik maupun ekonomi.
Ini terbukti, karena saat gejolak masih berlangsung, para Mason memprovokasi raja Inggris ketika itu, King William III, agar memerangi Perancis yang mayoritasnya beragama Katolik. Perang benar-benar terjadi, dan perang ini menjerumuskan Inggris dalam jeratan utang yang sangat besar untuk membiayai perang tersebut.
King William III. |
Agar negara tidak bangkrut, King William III meminjam uang kepada bankir Yahudi yang juga anggota Freemasonry, dan pinjaman diberikan sebasar 1.250.000 poundsterling, namun dengan sejumlah syarat, di antaranya diizinkan mendirikan Bank Central Inggris. King William III tak punya pilihan. Pada 27 Juli 1694, Bank of England pun didirikan dan menjadi bank sentral swasta pertama di dunia.
Tak berhenti sampai di situ, uang yang dipinjam King William III dikenakan bunga, sehingga dalam empat tahun utang kerajaan Inggris meningkat 13 kali lipat menjadi 16.000.000 poundstreling.
“Inilah catatan sejarah pertama kali tentang penjarahan besar-besaran uang rakyat sebuah negara melalui skema perbankan yang sama sekali tidak disadari oleh para petinggi Negara yang bersangkutan,” ujar Indra Aidil, peneliti sejarah Zionisme, seperti dikutip dari buku Knights Templar Knights of Christ.
Mengapa Freemasonry ingin menguasai Inggris secara politik maupun ekonomi? Jawabannya adalah karena pada masa itu Inggris merupakan salah satu negera terkuat di Eropa, bahkan di dunia. Negara lainnya yang sekuat Inggris adalah Perancis, dan negara ini pun tak henti-hentinya diganggu Freemasonry. Bahkan akhirnya seperti dialami Inggris, dengan memperalat tokoh Perancis berdarah bangsawan, Comte de Mirabeu, pada Juli 1789 rakyat negara itu memberontak dan pecahlah apa yang kemudian disebut sebagai Revolusi Perancis. Tujuannya jelas, selain balas dendam masa lalu karena Raja Phillipe le Bel membantai Templar, juga karena jika Inggris dan Perancis dikuasai, maka akan tercipta peluang-peluang yang akan mempermudah bagi Freemasonry untuk merealisasikan The Promise Land, dan ini terbukti pada 1947, karena negara Israel berdiri atas dukungan Amerika dan Inggris.
Selain itu, sejak keberadaannya diproklamirkan pada Juni 1717, tujuan yang hendak dicapai para Mason tak lagi hanya sekedar merealisasikan The Promise Land, namun juga ingin menguasai dunia dengan menciptakan Tatanan Dunia Baru atau The New World Order dimana mereka sebagai penguasanya. Mereka menganggap, ini harus dilakukan karena mereka adalah bangsa Terpilih, dan para ghoyim (non Yahudi) adalah bangsa-bangsa yang diciptakan untuk melayani mereka.
Pada 1773, menurut buku Knights Templar Knigths of Christ, salah seorang pentolan Freemasonry yang juga seorang miliuner berdarah Yahudi, Mayer Amshell (Rothschild I), mengundang duabelas rekannya sesama tokoh Yahudi Masonik ke kediamannya di Frankfurt, Jerman.
Dalam kesempatan itu, Mayer memberitahu kalau dia telah menemukan seseorang yang dinilai sangat cocok untuk menjalankan suatu organisasi yang akan dibentuk untuk mewujudkan rencana menguasai dunia. Nama orang itu adalah Adam Weishaupt, seorang Yahudi yang lahir di Ingolstadt, Jerman, pada 6 Februari 1748. Organisasi yang dibentuk bernama Perfectibilisen (Kelompok Yang Sempurna), namun pada 1 Mei 1776 berubah menjadi Illuminati. Hebatnya, setiap 1 Mei kini diperingati sebagai Hari Buruh Sedunia.
(bersambung ….)
0 komentar:
Posting Komentar