Menyajikan Informasi Istimewa dan Penting

Memuat...

Sabtu, 02 Juli 2016

Kabbalah, Tradisi Mistis Yahudi yang Jadi Agama Alternatif - 4


BELANTARA
- Struktur ordo Kabbalah memiliki hirarki yang sama persis dengan Freemasonry, yakni berbentuk segitiga atau pramida, dan para elitnya berada di puncak hirarki tersebut. 

Menurut berbagai sumber di internet, hirarki ini disebut Sefrotim yang dalam bahasa Ibrani berarti "penyinaran".

Ada 10 sefrotim dalam hirarki tersebut yang dalam bahasa Ibrani disebut 'sitra ahra' yang artinya sisi lain.

Sefrotim direpresentasikan sebagai sejumlah makhluk halus yang dalam bahasa Ibrani disebut shedim. Makhluk halus tertinggi dalam hirarki itu adalah Lucifer yang dianggap sebagai "pembawa cahaya". 

Untuk diketahui, kaum Yahudi Kabalis sebagaimana ajaran Samiri secara terang-terangan menyatakan permusuhan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa dan pencipta alam semesta.

Menurut mereka, Allah SWT telah memperlakukan Iblis dengan tidak adil hanya karena tak mau bersujud kepada Nabi Adam AS yang dibuat dari tanah. Kaum Yahudi Kabalis menganggap Iblis sebagai pemimpin mereka, bahkan tuhan mereka yang satu-satunya patut untuk disembah. 

Iblis, atau khususnya 'syaitan', dalam bahasa-bahasa Semit (termasuk bahasa Arab) berarti "pemberontak", dalam hal ini "memberontak kepada Allah". Karena itu kaum Kabalis tidak mau menyebut "tuhan mereka" itu dengan kata Iblis, dan memilih kata "Lucifer" yang berati "pembawa  cahaya". 

Salah satu tema penting yang berkaitan dengan kepercayaan Kabbalah adalah kekuasaan yang datang dari cahaya, api, dan Matahari. Ketiga hal itu menjadi lambang dari ajaran penyembahan kepada Iblis yang diciptakan Allah dari api. Segala sesuatu yang berkaitan dengan cahaya, api atau Matahari dianggap sebagai lambang Iblis. Karena itu, dalam ritual-ritual kaum Kabalis, api menjadi bagian yang tidak terpisahkan.

Di antara para shedim, menurut keyakinan kaum Kabalis, ada yang menikah dengan manusia dan disebut 'mazzikim' atau shedim yang tidak berbahaya, namun anak dari hasil pernikahan itu disebut 'banim shovavim' yang berarti anak haram jadah.

Kesesatan lain dari ajaran Kabbala adalah karena menganggap bahwa manusia tidak memerlukan Allah. Bahkan menurut mereka, manusia bisa menjadi manusia suci yang setara dengan tuhan.

Mereka menyebut paham yang deseptik ini dengan Istilah 'humanisme', bahwa manusia berdaulat untuk mengatur hidupnya sendiri di dunia. Kaum Kabalis menyebarkan paham ini kepada kaum non-Kabalis untuk menghancurkan keimanan mereka terhadap Allah SWT.

Selain mengenakan red string, para penganut Kabbalah dapat ditandai dengan simbol-simbol tertentu karena mereka, juga umumnya kaum Yahudi, menyukai kerahasiaan yang direpresentasikan dengan simbol-simbol tersebut.

Yang menjijikkan, para kaum Kabalis mengggunakan simbol-simbol seks untuk merepresentasikan paham 'humanisme' mereka, yakni 'phallus' atau 'lingga' yang merupakan simbol organ intim laki-laki dan dianggap sebagai lambang kekuasaan regeneratif atau kekuasaan untuk berkembang biak, dan 'yoni' atau organ vital perempuan yang dianggap melambangkan kesuburan. 

Mereka bahkan menyebut 'yoni' sebagai Mother Earth atau Ibu Pertiwi .

Lambang phalus dapat ditemukan di Washington DC, AS, berupa Monumen Obelisk George Washington yang menghadap ke balkon berbentuk separuh lengkungan di Gedung Putih yang melambangkan yoni.

Lambang phallus dan yoni juga dapat ditemukan di berbagai negara di dunia yang menandakan bahwa kaum Kabalis pernah atau bahkan masih ada di negara itu, dan pernah atau bahkan masih berperan penting dalam pemerintahan dan perkembangan negara itu, dan semua phalus yang didirikan menghadap ke bangunan pusat kekuasaan.

Obelisk yang merupakan representasi dari phallus dapat ditemukan di Saint Peter Basillica, Vatikan, dan juga di Jakarta, tepatnya di kawasan Medan Merdeka, Jakarta Pusat, menghadap ke Istana Negara. Itulah Monas. (berbagai sumber/bersambung)

Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

KALENDER

Calendar Widget by CalendarLabs

PENGINGAT WAKTU

Arsip

Flag Counter

Total Pageviews