BELANTARA- Seperti halnya agama-agama di dunia, Kabbalah memiliki banyak cabang, namun memiliki tujuan yang sama, yakni menyeret orang untuk mempelajari mistis dan menjadikan Lucifer sebagai sesembahan utama.
Zoroasterisme adalah salah satu cabang dari kepercayaan ini yang menyebar ke Parsi dengan amalan keagamaannya yang lebih lebih menekankan pada sihir dan menyembah Iblis.
Para pcmimpin agama Zoroaster disebut magi, ritual agamanya disebut magus. Dari kata inilah kemudian muncul kata magis yang kita kenal sekarang.
Al-Hadith menyebut Zoroasterisme dengan nama Majusi.
Ritual para magi bertujuan untuk menyempurnakan seni sihir okultisme dan ilmu tenung atau guna-guna dengan bantuan jin dan roh-roh halus.
Cabang kepercayaan Kabbalah juga berkembang di Mesir Kuno, di masa Fir'aun.
Ilmu astrologi atau peramalan nasib yang dikaitkan dengan posisi bintang-bintang atau zodiak, numerologi atau peramalan berdasarkan angka-angka yang dikaitkan dengan huruf, berkembang di Sumeria, kemudian ke Mesir, ke Babilonia, dan Persia, yang dihubungkan dengan penyembahan roh-roh halus.
Ajaran Kabbalah di Persia tertulis dalam kitab suci mereka yang dinamakan 'Avesta', dan dalam kitab itu Lucifer disebut dalam bahasa Parsi Kuno sebagai Ahuramazda atau Ormuzd yang juga berarti Sang Pembawa Cahaya.
Untuk menghormati Ormuzd atau Lucifer, kaum Kabalis Zoroaster menyembah api dan Matahari sebagai lambang Lucifer. Kepercayaan ini bertahan selama lebih dari 1.000 tahun, hingga akhirnya Persia ditaklukkan Islam pada 651 Masehi.
Meski demikian, agama ini masih dianut secara sembunyi-sembunyi oleh sebagian kecil pemeluknya di Iran hingga sekarang.
Ada dugaan kalau agama etnis Yazidi di Provinsi Niniveh, utara Irak, yang diserang ISIS sekitar Agustus 2014 dan ratusan wanitanya diculik, ada kaitannya dengan Kabbalah Zoroaster karena nama agama etnis minoritas itu sangat mirip dengan agama Kabbalah Zoroaster, yakni Zoroastrianisme, dan mereka menyembah api seperti dalam ritual para Kabalis.
Wikipedia menyebut, Zoroastrianisme adalah sebuah agama dan ajaran filosofi yang didasari oleh ajaran Zarathustra yang dalam bahasa Yunani disebut Zoroaster.
Zoroastrianisme berasal dari Persia Kuno yang saat ini kita kenal sebagai Iran. Di negara dengan mayoritas penduduk beragama Syiah itu, Zoroastrianisme dikenal dengan sebutan Mazdayasna, yaitu kepercayaan yang menyembah kepada Ahura Mazda atau “Tuhan yang bijaksana”.
Wikipedia menyebut, Zoroastrianisme dahulu kala adalah sebuah agama yang berasal dari daerah Persia Kuno atau kini dikenal dengan nama Iran. Di negara kaya minyak itu, Zoroastrianisme dikenal dengan sebutan Mazdayasna yaitu kepercayaan yang menyembah kepada Ahura Mazda atau “Tuhan yang bijaksana”.
Situs segiempat.com menyebut, Zoroastrianisme adalah sebuah agama yang pertama kali dicetuskan oleh Zarathustra, seorang filsuf dari Persia. Seperti hal agama-agama lain, Zoroastrianisme juga punya sesosok Tuhan yang disembah yang disebut Ahura Mazda, yang dalam bahasa Indonesia memiliki arti yang sama dengan ‘Tuhan yang Bijaksana’. Tuhan yang mereka sebut ‘bijaksana’ itu adalah api. (berbagai sumber/bersambung)
0 komentar:
Posting Komentar